HALAL BI HALAL SMP N 1 NGANTANG 2017

Manusia adalah makhluq mukallaf yang sejatinya sudah mengemban amanah untuk melaksanakan keta’atan kepada Allah sebagai tujuan dari penciptaan dirinya sebagaimana yang termaktub dalam qur’an surat Ad-Dzariyat:56. Maka sebagai makhluq mukallaf, sudah seyogyanya manusia harus mau mengikuti apa yang diperintah Tuhannya, atau meninggalkan apa yang dilarang oleh Tuhannya.

                Dalam istilah fiqh, keberadaan hukum yang mengikat manusia sebagai makhluq mukallaf  paling tidak terbagi menjadi tiga, ya’ni yang dituntut pelaksanaannya dimana nanti akan menjadi bentuk wajib atau sunnah, atau apa yang dituntut untuk ditinggalkan dimana hal tersebut akan berwujud haram atau makruh, dan apa yang tidak dituntut untuk dilaksanakan juga tidak dilarang untuk dilaksanakan, maka inilah yang namanya mubah-Al-‘Itisham:25-.

                Nabi s.a.w telah melakukan klasifikasi terhadap segala perbuatan manusia menjadi dua bentuk, yaitu perkara dunia dan perkara agama. Maka semua yang berkaitan dengan perkara dunia nabi memberi kebebasan dalam mengekspresikannya sebagaimana haditsnya: “Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”-HR.Muslim-, tapi kalau dalam urusan agama nabi sangat membatasi bahkan tidak memberi ruang kepada manusia untuk bebas berekspresi sebagaimana sabdanya: “Dan jika yang berkaitan dengan agama kalian,maka kembalikanlah kepadaku”-HR.Muslim-, dalam hadits lain nabi mengatakan: “Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada padanya perintah dari kami, maka perbuatan itu tertolak”.-Mutaffaq’Alaih-

                ‘Idul Fithri adalah perayaan umat islam setelah shaum Ramadhan sebulan penuh yang dalam pelaksanaannya ditetapkan oleh syari’at, bahkan didefinisikan sendiri maknanya oleh nabi sebagaimana hadits yang diriwayatkan tirmidzi: “Sungguh Allah telah merubah kedua hari yang biasa padanya orang-orang madinah pada masa jahiliyyah berhari raya dan bergembira ria dengan yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari adlha dan hari fithri”. Maka tidak heran jika dalam ‘idul fithri nabi mencontohkan sendiri amalan waktu ‘id seperti mandi dan memakai wangi-wangian,  memulai dengan makan sebelum kelapang, shalat ‘id dilanjutkan dengan khutbah, kemudian amalan lainnya seperti pulang dari arah yang berbeda atau amalan sahabat dalam mengucapkan tahniyyah ‘idul fithri yaitu taqabbalallahu minna waminkum.

KELUARGA BESAR SMP NEGERI 1 NGANTANG MENGUCAPKAN “SELAMAT HARI RAYA ‘IDUL FITRI 1438 H” taqabbalallahu minna waminkum.